Pages

Friday, January 3, 2014

Entah Judulnya Apa

Meskipun hanyalah sebuah cerita karangan yang merupakan pengembangan pengalaman dari murabbi saya di sekolah (Muhammad Bukhari Muslim), namun saya berharap cerita ini dapat menyadarkan kita semua akan hal yang mungkin sudah tidak asing lagi di kalangan para pelajar terutama di negeri kita ini, Indonesia..

Di sebuah pesantren di salah satu daerah di Indonesia, pemandangan tak biasa akan mewarnai mata siapapun yang melihat situasi disana saat ujian berlangsung.

Damai dan tenang, itulah kata-kata yang menggambarkan situasi disana. Bahkan di pesantren tersebut tak ada sama sekali guru yang menjaga dan mengawasi murid-muridnya yang sedang ujian.


Berbeda dengan situasi sekolah-sekolah negeri maupun swasta yang ada sekarang. Suram dan perlu diperhatikan. Siswa zaman sekarang tak henti-hentinya membuat inovasi-inovasi baru dalam membuat contekan. Bahkan, walaupun telah diawasi oleh seorang guru sekalipun, ide-ide kreatif tetap keluar dengan derasnya dari kepala siswa-siswa. Mulai dari menyediakan minuman, makanan, majalah/koran di meja guru yang tidak lain agar guru tersebut kekenyangan dan tidur sehingga misi jahat siswa tersebut dapat berjalan dengan lancar. Ini merupakan sebuah kenyataan pahit yang sulit untuk diterima, tapi harus kita terima.

Kembali lagi, kemudian timbul sebuah pertanyaan "ada apa sebenarnya yang terjadi dengan pesantren tersebut sehingga murid-muridnya bagaikan dihipnotis agar tidak menyontek saat ulangan?"

cerita bermula saat seorang guru baru yang menggantikan guru yang telah pensiun di pesantren tersebut mengawas di salah satu kelas yang sedang menjalani ulangan kenaikan kelas. Kondisi sekolah pada saat itu masih sama dengan rata-rata sekolah saat ini. Ya, budaya menyontek masih diterapkan beberapa siswa dalam mengerjakan ulangannya.

Tetapi disaat seakan-akan budaya tersebut menjadi budaya yang harus dilestarikan dan dilindungi oleh negara, guru baru tersebut datang seolah-olah menjadi budaya asing yang menghapus itu semua. Tentu saja kita tahu bahwa budaya asing ini lah diperlukan bagi kita semua.

Di saat sedang mengawas, dengan hidangan yang telah tersaji di atas meja guru, beberapa majalah yang telah tersusun rapi dan dengan suara bisik-bisik siswa yang dibawah 20 hz, tiba-tiba beliau berdiri dan mengatakan:

"Apa maksud kalian dengan semua ini? bisakah kalian mengerjakan ulangan kalian dengan jujur? Ingat, Allah Maha Melihat"

Dengan sontak semua siswa terdiam membisu. Dengan spidol di tangannya guru tersebut berjalan ke arah papan tulis kemudian menulis beberapa kata yang diharapkan dapat menenangkan siswa di kelas tersebut.

Kemudian guru itu pun berjalan keluar dari kelas.

Di tengah perjalanan, guru tersebut bertemu dengan kepala sekolah.

"Apa yang engkau lakukan diluar sini? Bukankah engkau sedang mengawas ujian?" Tanya kepala sekolah.

"Sudah tak perlu lagi pak. Kalau tak percaya, bapak bisa lihat sendiri" Jawab guru tersebut sambil tersenyum kearah kepala sekolah.

Dengan rasa penasaran kepala sekolah tersebut pergi ke kelas dimana guru baru itu seharusnya mengawas.

Herannya saat memasuki kelas, kondisi kelas benar-benar tak seperti biasanya. Tenang..

Saat bertanya kepada salah seorang siswa ada apa sebenarnya yang terjadi denganya dan semua teman-temannya, siswa tersebut menunjuk ke papan tulis yang bertuliskan:

"KELAK NANTI, KAMU TIDAK AKAN DITANYA BERAPA NILAI YANG ENGKAU DAPATKAN DI SEKOLAH TETAPI DARIMANA ENGKAU MENDAPATKANNYA"

2 comments: