Pages

Saturday, January 25, 2014

Pentingnya Menjaga Lisan

Suatu hari, perawi hadits, Abdullah bin Mubarak, menunaikan ibadah haji. Ketika berziarah ke makam Rasulullah SAW, Dia bertemu dengan wanita tua. Setiap kali Abdullah bertanya selalu dijawab wanita itu dengan ayat-ayat Alquran.

Abdullah, Assalamualaikum. Wanita tua, Salamun qaulan min rabbi rohim (salam sebagai ucapan dari Tuhan Maha Kasih. QS Yasin 58). Abdullah, ''Semoga Allah merahmati Anda. Mengapa Anda berada di sini?''

Wanita tua menjawab, ''Wa man yudhlilillahu fa la hadiyalahu (Barang siapa disesatkan Allah maka tiada petunjuk baginya. Al - Araf: 186).

Singkat cerita, Abdullah memaparkan wanita itu adalah orang tua tiga orang anak. Selama empat puluh tahun, wanita itu selalu berbicara dengan mengutip ayat Alquran, karena khawatir salah bicara.

Betapa mulianya wanita tua itu. Dia seakan tidak memberi kesempatan akan adanya catatan dosa yang dibuat malaikat. Catatan tentang dirinya hanya penuh dengan kalam ilahi yang tidak mengandung keraguan.

Wanita itu tidak ingin lisannya terlepas dari firman Allah, tidak juga bermanis kata, apalagi berbohong, mengumbar janji yang tidak ditepati, dan berkhianat. Wanita tua itu sadar, Allah selalu mengawasinya. Dia mengetahui Allah lebih dekat dari urat nadinya (QS Qaf: 16).

Berkata sia-sia hanya akan membuang waktu. Bahkan jika diiringi dengan umpatan penuh kedengkian, hanya akan menghabisi pahala yang sudah diraih.

Friday, January 3, 2014

Entah Judulnya Apa

Meskipun hanyalah sebuah cerita karangan yang merupakan pengembangan pengalaman dari murabbi saya di sekolah (Muhammad Bukhari Muslim), namun saya berharap cerita ini dapat menyadarkan kita semua akan hal yang mungkin sudah tidak asing lagi di kalangan para pelajar terutama di negeri kita ini, Indonesia..

Di sebuah pesantren di salah satu daerah di Indonesia, pemandangan tak biasa akan mewarnai mata siapapun yang melihat situasi disana saat ujian berlangsung.

Damai dan tenang, itulah kata-kata yang menggambarkan situasi disana. Bahkan di pesantren tersebut tak ada sama sekali guru yang menjaga dan mengawasi murid-muridnya yang sedang ujian.

Monday, December 23, 2013

Hukum Islam Dalam Merayakan Ulang Tahun

Dalam catatan di Tabloid NOVA, 679/XIV, 4 Maret 2001, ternyata tradisi perayaan ulang tahun sudah ada di Eropa sejak berabad-abad silam. Orang-orang pada zaman itu percaya, bahwa jika seseorang diantara mereka berulang tahun, maka setan-setan akan datang mendatanginya. Nah, untuk melindunginya dari gangguan para makhluk jahat tersebut, keluarga dan kerabat pun diundang untuk menemani, sekaligus membacakan doa dan puji-pujian bagi yang berulang tahun. Pemberian kado atau bingkisan juga dipercaya akan menciptakan suasana gembira yang akan membuat para setan berpikir ulang ketika hendak mendatangi orang yang berulang tahun. Ini memang warisan zaman kegelapan Eropa.

Berdasarkan catatan tersebut, awalnya perayaan ulang tahun hanya diperuntukkan bagi para raja. Mungkin, karena itulah sampai sekarang di negara-negara Barat masih ada tradisi mengenakan mahkota dari kertas pada orang yang berulang tahun. Namun seiring dengan perubahan zaman, pesta ulang tahun juga dirayakan bagi orang biasa. Bahkan kini siapa saja bisa merayakan ulang tahun.